Selasa, 30 Desember 2014

Liga Bangsa-Bangsa (League of Nations)



    Liga Bangsa-Bangsa (LBB-League of Nations) didirikan sebagai hasil dari perjanjian Versailes. Setelah  Jerman dan pendukungnya menyerah kepada sekutu pada November 1918 yang menandakan berakhirnya Perang Dunia I. Negara-negara pemenang perang menyelenggarakan konferensi di Paris pada 28 Juni 1919.  Konferensi tersebut dihadiri oleh 70 delegasi yang mewakili 27 negara pemenang.
     Perjanjian Paris yang ditandatangan di Versailles (Perjanjian Versailles) tersebut merupakan kunci bagi terciptanya perdamaian. Para delegasi menaruh harapan yang besar pada konferensi tersebut untuk menciptakan perdamaian dunia. Harapan-harapan tersebut sesuai dengan gagasan Presiden Amerika Serikat, Woodrow Wilson yang telah diucapkan pada 8 Januari 1918. Pada bulan ini, Wilson mengajukan empat belas usulan (Wilson Fourteen Point) yang isinya antara lain sebagai berikut:
1. Diplomasi rahasia tidak diperbolehkan
2. Pengurangan persenjataan
3. Bangsa-bangsa diberikan hak untuk menentukan nasib sendiri
4. Pembentukan Liga Bangsa-Bangsa
    Dari keempat belas usulan tersebut yang dapat terlaksana hanya Liga Bangsa-Bangsa. Sedangkan yang lainnya meskipun disetujui, tetapi tidak ada yang terlaksana. Adapun tujuan Liga Bangsa-Bangsa adalah:
1. Menjamin perdamaian dunia
2. Melenyapkan perang
3. Diplomasi terbuka
4. Mentaati hukum dan perjanjian internasional
    Liga Bangsa-Bangsa (LBB) sebagai sebuah organisasi tingkat dunia terdiri dari badan-badan yang mempunyaitugas dan wewenang yang sesuai dengan yang telah ditetapkan. Badan-badan yang terdapat dalam organisasi LBB diantaranya:

1. Sidang Umum
Sidang dari semua anggota setiap tahun sekali di Jenewa. Tiap negara diwakili oleh 3 orang wakil, tetapi mewakili hanya satu suara. Tugas sidang umum LBB:
a. Merundingkan soal-soal dan memberikan nasehat (tidak mengikat)
b. Membuat rencana keuangan untuk biaya LBB
c. Memilih hakim-hakim untuk mahkamah internasional (di Den Haag)
d. Menerima anggota-anggota baru
e. Menetapkan atau mengubah perjanjian-perjanjian internasional

2. Dewan Keamanan
Keanggotaan Dewan Keamanan terdiri dari 15 orang sebagai wakil dari 15 negara anggota. Wakil-wakil negara-negara besar (anggota tetap) terdiri dari 5 orang wakil yang memiliki hak veto dan 10 orang wakil dari negara-negara anggota tidak tetap. Pergantian anggota tidak tetap dilakukan setiap 3 tahun. Tugas Dewan Keamanan ini adalah sebagai berikut:
a. Menyelesaikan perselisihan-perselisihan internasional
b. Menjaga negara-negara anggota terhadap serangan negara-negara lainnya
c. Pengurangan senjata
d. Membela dan melindungi Liga Bangsa-Bangsa

3. Sekretariat Tetap
Berkedudukan di Jenewa. Tugasnya adalah sebagai berikut
a. Melayani kebutuhan Liga Bangsa-Bangsa
b. Mencatat perjanjian-perjanjian internasional

4. Organisasi-organisasi tambahan
Terdiri atas panitia-panitia mengenai ekonomi, keuangan, teknik, kesehatan, mandate, ilmu pengetahuan dan perhubungan. 

Organisasi-organisasi yang termasuk dalam Liga Bangsa-Bangsa dengan status otonomi di antaranya:
1. ILO (International Labour Organization)
Badan ini mengurus kepentingan perburuhan seperti 8 jam kerja sehari, hak-hak buruh, melarang buruh anak-anak, pengangguran, kerja malam dan lain-lain.

2. Mahkamah International (International Court of Justice)
Berkedudukan di Den Haag dan bertugas memberikan keputusan atas dasar hukum internasional terhadap perselisihan-perselihan internasional.
    Dalam segala hal, sifat Liga Bangsa-Bangsa adalah tidak mengikat atau sukarela, kedaulatan suatu negara tidak boleh dilanggar atau dikurangi. Secara sukarela negara-negara mentaati atau tidak menaati segala keputusan Liga Bangsa-Bangsa tersebut. Misalnya sanksi untuk memaksa ada yaitu boikot, tetapi setiap negara anggota melaksanakannya hanya dengan sukarela. Liga Bangsa-Bangsa menjatuhkan menjatuhkan boikot kepada satu negara, terserah kepada anggota untuk menggunakannya. Hal ini merupakan kelemahan Liga Bangsa-Bangsa, karena jika negara-negara besar dan kuat bersalah, maka negara kecil pada umumnya tidak berani menjalankan keputusan Liga Bangsa-Bangsa, dan mereka tetap diam di belakang kedok sukarela. Oleh karena itulah, Liga Bangsa-Bangsa mengalami kegagalan dalam menjalankan tugasnya.

Sementara itu, selama perkembangan Liga Bangsa-Bangsa telah diselenggarakan beberapa perjanjian perdamaian diantaranya:
1. Prokotol Jenewa (1924)
Perdana menteri James Ramsay MacDonald (Inggris) dan Eduard Herriot (Perancis) menciptakan protocol Jenewa 1924 untuk memaksa anggota-anggota LBB menaati seluruh keputusan dari lembaga itu, dan jika perlu dengan melalui perang. Pemerintah Perancis dan negara-negara kecil menerima, sedangkan pemerintah negara-negara besar menolak. Oleh karena itu, Protokol Jenewa mengalami kegagalan karena tidak didukung oleh negara-negara besar.

2. Perjanjian Locarno (1925)
Dalam perjanjian ini Jerman berjanji kepada semua bekas lawannya dalam Perang Dunia I, agar:
a. Tidak akan menuntut daerahnya yang terletak di sebelah barat Sungai Rhijn yang dikuasai oleh
    Perancis dan Belgia
b. Tidak akan menjalankan agresi atau ekspansi lagi
c. Jerman menjadi anggota LBB pada tahun 1926
d. Semua perselisihan harus diselesaikan dengan damai
e. Daerah Ruhr yang diduduki oleh Perancis sejak tahun 1923 dikembalikan kepada Jerman

3. Perjanjian Perdamaian Kellogg-Briand (Perjanjian Perdamaian Paris)
Frank Billing Kellogg seorang diplomat Amerika dan Menteri Luar Negeri Perancis Aristade Briand tahun 1928. Amerika Serikat sebagai pencipta LBB tidak mau menjadi anggota, karena ingin taat dengan politik isolasi dari Monroe Doctrine. Dengan demikian, LBB kehilangan tiang yang penting dan akhirnya menjadi sebuah lembaga yang sangat lemah. Akan tetapi Amerika Serikat ikut serta mengusahakan perdamaian pada Perjanjian Perdamaian Kellogg-Briand (1928). Dalam perjanjian ini 50 negara berjanji untuk menyelesaikan segala perselisihan dengan jalan damai.

Beberapa hasil yang telah dapat dicapai oleh LBB diantaranya:
1. Soal Kepulauan Aland
Kepulauan Aland merupakan daerah Finlandia, tetapi penduduknya sebagian besar bangsa Swedia yang ingin menggabungkan diri dengan negara Swedia. Aland tetap daerah Finlandia dengan status otonomi

2. Soal Wilna
Wilna merupakan ibu kota Lithuania. Tahun 1918 Wilna direbut oleh Rusia. Lithuania bersama-sama dengan Polandia berusaha untuk mengusir Rusia. Rusia berhasil diusir sampai keluar kota Wilna, tetapi Polandia mendudukinya dan tidak mau melepaskannya. Lithuania protes kepada LBB, tetapi LBB tidak dapat menyelesaikannya. Soal ini merupakan kegagalan LBB yang pertama, karena tidak berani bertindak tegas kepada Polandia.

3. Soal Mosul
Didalam menentukan batas antara Turki dengan Mesopotamia, timbul perselisihan paham antara Turki dengan Inggris (setelah Perang Dunia I, Mesopotamia menjadi mandate Inggris). Turki menginginkan Mosul menjadi daerahnya, tetapi Inggris menjadikan Mosul sebagai daerah mandatnya. Meskipun penduduk Mosul ingin masuk Turki, tetapi LBB memberikan Mosul kepada Inggris. Hal ini juga merupakan bukti bahwa kedudukan LBB mulai menjadi alat dari negara-negara besar.

4. Soal Manchuria
Manchuria merupakan daerah China yang diduduki oleh Jepang pada tahun 1931 dengan alasan menegakkan keamanan dan ketertiban akibat kekacauan yang ditimbulkan oleh bandit-bandit China. Jepang menjadikan Manchuria sebagai daerah merdeka dibawah pemerintahan Kaisar Pu-Yi. China protes dan LBB memerintahkan agar Jepang mengembalikan Manchuria kepada China. Jepanag menolak dan keluar dari LBB tahun 1933. LBB juga tidak dapat berbuat apa-apa, sehingga hal ini juga merupakan kelemahan dari lembaga itu.

5. Soal Abessynia (Ethiopia)
Abessynia sebagai anggota LBB yang diserbu oleh Italia tahun 1935. Kaisar Haile Selassi dari Abessynia protes di depan LBB. Badan ini menetapkan Italia sebagai aggressor dan menjatuhkan sangsi-sangsi ekonomi kepada Italia. Italia tidak mempedulikannya dan keluar dari LBB tahun 1937. Juga lembaga ini tidak berbuat apa-apa dan merupakan bukti dari kelemahannya.

    Dengan kenyataan seperti itu, LBB tidak dapat bertahan lama dan LBB ini berakhir setelah munculnya Perang Dunia II. Sebab-sebab hancurnya lembaga ini dapat dirinci sebagai berikut:
1. Tidak adanya peraturan-peraturan yang mengikat dan semuanya dilakukan secara sukarela,
2. Tidak mempunyai alat kekuasaan yang nyata untuk menindak setiap negara yang melanggar
3. Terlalu lemah terhadap negara-negara besar
4. Adanya pergeseran tujuan, dari masalah perdamaian ke masalah politik
    Karena ketidakberhasilannya dalam melaksanakan tugasnya, maka pada tahun 1945 LBB diganti menjadi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations Organization (UNO) pada tanggal 24 Oktober 1945 di San Fransisco, Amerika Serikat.

Sumber :
Buku Paket Sejarah Erlangga kelas XII IPA




Perang Dunia I



Perang Dunia I (PDI) adalah sebuah perang global terpusat di Eropa yang dimulai pada tanggal 28 Juli 1914 sampai 11 November 1918. Perang ini sering disebut Perang Dunia atau Perang Besar sejak terjadi sampai dimulainya Perang Dunia II pada tahun 1939, dan Perang Dunia Pertama atau Perang Dunia I setelah itu. Perang ini melibatkan semua kekuatan besar dunia, yang terbagi menjadi dua aliansi bertentangan, yaitu Sekutu (berdasarkan Entente Tiga yang terdiri dari Britania Raya, Perancis, dan Rusia) dan Kekuatan Sentral (terpusat pada Aliansi Tiga yang terdiri dari Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia; namun saat Austria-Hongaria melakukan serangan sementara persekutuan ini bersifat defensif, Italia tidak ikut berperang). Kedua aliansi ini melakukan reorganisasi (Italia berada di pihak Sekutu) dan memperluas diri saat banyak negara ikut serta dalam perang. Lebih dari 70 juta tentara militer, termasuk 60 juta orang Eropa, dimobilisasi dalam salah satu perang terbesar dalam sejarah. Lebih dari 9 juta prajurit gugur, terutama akibat kemajuan teknologi yang meningkatkan tingkat mematikannya suatu senjata tanpa mempertimbangkan perbaikan perlindungan atau mobilitas. Perang Dunia I adalah konflik paling mematikan keenam dalam sejarah dunia, sehingga membuka jalan untuk berbagai perubahan politik seperti revolusi di beberapa negara yang terlibat.

A. Sebab – sebab Perang Dunia I
Meletusnya Perang Dunia I terdapat dua sebab yang mempengaruhi, yaitu sebab umum dan sebab khusus.

1. Sebab Umum
a. Kemajuan Industri
Kemajuan industry di Eropa menimbulkan masalah baru dalam kehidupan masyarakat, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya. Masing-masing Negara berusaha unntuk memajukan industri dalam negaranya, sehingga menimbulkan terjadinya persaingan diantara Negara-negara Eropa.

b. Politik Kolonialisme dan Imperialisme
Kemajuan industri yang dicapai itu mengakibatkan munculnya politik kolonialisme dan imperialisme. Masing-masing Negara berusaha untuk mendapatkan wilayah jajahannya yang luas sebagai tempat pengambilan bahan mentah atau bahan baku, maupun sebagai tempat pemasaran hasil-hasil produksi industrinya serta sebagai tempat menanam modal.

c. Politik Mencari Kawan
Keadaan fisik dan politik yang semakin tegang merupakan salah satu sebab yang mendorong Negara-negara untuk mencari kawan dalam menghadapi lawan. Setiap Negara merasa khawatir akan terjadinya perang secara tiba-tiba. Keadaan seperti ini mengakibatkan Eropa terbagi menjadi dua persekutuan atau blok, yaitu Triple Alliance tahun 1882 terdiri dari Jerman, Austria-Hungaria, dan Italia, dan Triple Entente 1907 yang terdiri dari Perancis, Inggris dan Rusia. Sedangkan Negara-negara Eropa lainnya masuk dalam kedua persekutuan tersebut.

d. Perdamaian Bersenjata
Pada mulanya memang tidak ada perang, tetapi suasana tetap tegang dan panas. Negara-negara Eropa yang menjadi dua blok itu saling curiga mencurigai dan khawatir kalau tiba-tiba pecah perang besar, sedangkan persiapan belum selesai. Maka masing-masing Negara meningkatkan persenjataan dan tidak mau kalah dengan Negara lainnya.

2. Sebab Khusus
    Terbunuhnya Putra Mahkota Austria Francis Ferdinand di Sarajevo pada tanggal 28 Juni 1914 oleh Gavrilo Princip (anggota gerakan Serbia Raya). Kejadian tersebut telah menyulut meletusnya Perang Dunia I. ketika itu, ia bersama istrinya mengadakan kunjungan untuk melihat dari dekat latihan perang di daerah Bosnia. Ternyata latihan perang itu dianggap sebagai tantangan oleh pihak Serbia Raya (yang didukung oleh Rusia). Kemudian Austria mengirim ultimatum kepada Serbia yang disusul dengan pengumuman perang.
    Pada tanggal 1 Agustus 1914, Jerman mengumumkan perang dengan Rusia. Kemudian, pada tanggal 3 Agustus 1914 Perancis melancarkan serangan kepada Jerman. Begitu pula pada tanggal 14 Agustus 1914 Inggris menyerang Jerman. Dengan demikian, perang segera berkobar ke seluruh wilayah Eropa.

B. Jalannya Perang Dunia I
    Hampir semua Negara yang ada di Eropa terlibat Perang Dunia I. Pihak-pihak yang terlibat dalam Perang Dunia I adalah sebagai berikut.
1. Pihak Sentral (blok Jerman) yang terdiri dari 4 negara yaitu Jerman, Turki, Bulgaria, Austria-
    Hongaria
2. Pihak Sekutu (blok Perancis) yang terdiri dari 23 negara yang antara lain: Perancis, Rusia,
    Inggris, Italia, Amerika Serikat, Serbia, Belgia, Rumania, Yunani, Portugal, Jepang dan lain-lain
    Pada mulanya Italia bersikap netral, namun tahun 1915 mengumumkan perang terhadap Austria. Begitu pula Amerika Serikat pada mulanya bersikap netral, namun pada tahun 1917 mengumumkan perang terhadap Jerman, karena Jerman melakukan perang laut tak terbatas, yang mengakibatkan kapal dagang Amerika Serikat ikut tenggelam.
Perang Dunia I yang melanda wilayah Eropa terbagi atas beberapa front atau wilayah peperangan, seperti:

1. Front Barat
Jerman dibawah pimpinan Jenderal Erich Friedrich Wilhem Ludendorff berhasil menduduki Belgia dan wilayah Perancis. Namun, Perancis berhasil memukul mundur jerman dibawah pimpinan Jenderal Joseph Jacques Cesaire Joffre dalam perang di tepi sungai Marne. Dengan kekalahannya itu Jerman mengumumkan “perang parit” di Verdum. Jerman mengerahkan pasukan secara besar-besaran, namun dapat dipukul mundur oleh Marsekal Ferdinand Foch dari Perancis

2. Front Timur
Jerman berhasil memukul Rusia di dekat Danau Masuri dan dalam pertempuran itu terkenal Marsekal Vonhindenburg, Ludendorff dan Von Mackensen dari Jerman. Akan tetapi akhirnya, antara Rusia dengan Jerman membuat perjanjian perdamainan di Brest Litowsk.

3. Front Italia
Italia berhasil dikalahkan oleh Jerman. 

4. Front Balkan
Pada mulanya Jerman di bawah Von Markensens mengalami kemenangan, sedangkan Rumania dan Serbia menyerah terlebih dahulu kepada Jerman, karena pasukannya terlalu lemah dalam menghadapi Jerman. Inggris menyerang Dardanella, tetapi dalam pertempuran di Gallipolli, Inggris berhasil dikalahkan oleh Turki (dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha). Akhirnya, Inggris mundur dari Turki ke Yunani. Inggris menghantam Bulgaria dan menyerah pada tahun 1918. Kemudian Turki diserang oleh Inggris dari daerah Arabia, Palestina, dan Irak. Turki menyerah pada tahun 1918.

5. Front Laut
Perang ini terjadi di Jutland antara Pihak Inggris dengan Jerman. Namun tidak ada yang menang, sehingga Inggris mengadakan blockade-blokade terhadap pasukan Jerman, maka terjadilah perang perang kapal selam. Jerman mengumumkan perang kapal selam tak terbatas. Semua kapal yang dianggap musuh oleh Jerman ditembak, termasuk kapal dagang Amerika Serikat juga ditenggelamkan oleh pasukan Jerman. Akhirnya, Amerika Serikat mengumumkan perang kepada Jermantahun 1917. Bantuan material maupun finansial Amerika Serikat tetap mengalir ke Eropa, menyebabkan jerman terdesak dan akhirnya kalah.


C. Akhir Perang Dunia I (11 November 1918)
    Blokade-blokade musuh yang sangat ketat ditambah dengan kekalahan Jerman, menyebabkan kehidupan rakyat Jerman semakin susah. Keadaan Jerman seperti ini menimbulkan gerakan dari kaum komunis (spartacis) yang hendak menggulingkan pemerintah. Jerman menghadapi serangan dua kali sekaligus yaitu serangan dari pihak sekutu dam pemberontakan dari kaum komunis. Karena serangan itu, Jerman terpaksa menyerah tahun 1918. Hitler menamakan gerakan spartacis itu sebagai tusukan pisau dari belakang punggung Jerman, yang menyebabkan Kaisar Wilhelm II turun takhta dan pemerintahan dipegang oleh Elbert (beraliran sosialis). Akhirnya, Jerman dijadikan republic dan selanjutnya menyerah kepada pihak sekutu.
    Sementara itu, di Austria timbul pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh kaum komunis dan kaum Slavia, yang mengakibatkan Kaisar Karl (pengganti kaisar Frans Joseph II) terpaksa turun takhta tahun 1918 sehingga Austria-Hongaria menjadi republic.
    Setelah Perang Dunia I berakhir, baik negara-negara yang menang perang maupun negara-negara yang kalah perang sibuk mengadakan perjanjian-perjanjian perdamaian, seperti:

1. Perjanjian Versailles (28 Juni 1918) antara pihak Jerman dengan Sekutu, yang isinya:
a. Jerman menyerahkan Alsace-Lorraine kepada Perancis dan Eupen Malmedy kepada Belgia
b. Danzig dan sekitarnya menjadi kota merdeka dibawah LBB
c. Jerman kehilangan semua tanah jajahannya yang diambil oleh Inggris, Perancis dan Jepang
d. Jerman harus membayar ganti rugi perang sebesar 132 Milyar Mark emas
e. Angkatan Perang Jerman diperkecil
f. Kapal perang maupun kapal dagang Jerman diambil alih oleh Inggris. Daerah Jerman sebelah barat
   sungai Rhijn (Rhein) diduduki leh sekutu selama 15 tahun.
g. Daerah Saar diperintah oleh LBB selama 15 tahun
    Dalam perjanjian Versailles itu peranannya dipegang oleh Woodrow Wilson (Presiden USA), Georges Clemenceau (Perancis), Lloyd George (Inggris) dan Vittorio Emanuele Orlando (Italia). Keempat orang ini dikenal sebagai The Big Four.
 
2. Perjanjian St. Germain (10 November 1919) antara Sekutu dengan Austria yang isinya antara lain:
a. Tidak diperkenankan adanya gabungan Jerman-Austria.
b. Austria harus menyerahkan daerah Tirol selatan, Istria kepada Italia dan Bohemia, Moravia kepada Cekoslowakia.

3. Perjanjian Neuilly (27 November 1919) antara pihak Sekutu dengan Bulgaria yang isinya adalah Bulgaria menyerahkan daerah pantai Aegia kepada Yunani

4. Perjanjian Trianon (4 Juni 1920) antara Sekutu dengan Hongaria yang isinya antara lain:
a. Daerah Hongaria diperkecil
b. Keluarga Hapsburg tidak boleh menjadi raja di Austria-Hongaria

5. Perjanjian Sevres (20 Agustus 1920) antara sekutu dengan Hongaria yang isinya antara lain:
a. Daerah Turki diperkecil dan hanya tinggal kota Konstantinopel dan sekitarnya
b. Daerah yang penduduknya bukan orang Turki harus dilepaskan
c. Smyrna dan Thracia diduduki oleh Yunani
d. Dardanella, Laut Marmora, Selat Bosporus harus dibuka untuk kapal-kapal dari semua bangsa
e. Armenia diberi status merdeka
f. Kurdi merdeka
    Perjanjian Sevres dipandang sangat menghina Turki, maka timbullah pemberontakan dari kaum nasionalis Turki dibawah pimpinan MUsatafa Kemal Pasha. Turki dijadikan republic dengan Mustafa Kemal Pasha menjadi presidennya. Ia tidak mengakui Perjanjian Sevres, sehingga Sekutu menyerang Turki, tetapi Turki dapat mempertahankan diri. Selanjutnya, Turki dapat memukul mundur Yunani dari daerah Smyrna (dekat kota Ankara) dan kemudian dibuatlah Perjanjian Lausanne (24 Juli 1923) antara pihak Sekutu dengan Turki. Perjanjian ini sebagai pengganti perjanjian Sevres yang isinya antara lain:
a. Thracia Timur kembali kepada Turki
b. Turki melepas daerah yang penduduknya bukan bangsa Turki seperti Arabia merdeka; Lybia
    diambil Italia; Mesir, Palestina, Irak, Cyprus diambil Inggris; Syria, Libanon diambil Perancis
c. Semua hak ekstra dan territorial dari bangsa asing dihapuskan
d. Turki tidak usah membayar kerugian perang
e. Turki tidak usah mengurangi angkatan perangnya
f. Turki harus melindungi minoriteit-nya


D. Akibat Perang Dunia I
    Perang Dunia I banyak membawa perubahan dan kehancuran baik bagi negara-negara yang menang maupun yang kalah. Perubahn tersebut terutama terjadi pada sektor politik, ekonomi, sosial dan budaya. Terjadinya perubahan-perubahan dalam masalah terirotial menyebabkan empat besar kerajaan tenggelam dan lahirnya negara-negara baru, diantaranya Polandia, Finlandia, Cekoslovakia, Yugoslavia, Hungaria, Mesir, Irak, Arabia, Syria, Libanon dan lain-lain. Danziq dinyatakan sebagai kota merdeka dibawah LBB, Alsace-Lorraine menjadi bagian Perancis, Eupen-Malmedy masuk Belgia dan semua daerah jajahan Jerman dijadikan wilayah Inggris, Perancis, Jepang, Austria.
    Kemudian muncul sistem baru yaitu sistem demokrasi. Namun sistem demokrasi itu tidak dapat mengatasi permasalahan baik politis maupun ekonomis, sehingga menimbulkan diktatorisme. Adapun gerakan-gerakan yang bersifat dictator di antaranya Fasisme Mussolini (Italia), Nazi Hitler (Jerman), Nasionalisme Etatisme (Turki), dan Diktaror Ploretariat (Rusia).
    Egoisme ekonomi mendominasi dalam usaha menetapkan perjanjian perdamaian setelah Perang Dunia I, dimana negara-negara yang menang dalam perang saling berebut dalam menuntut ganti rugi.
     Di Eropa negara-negara yang terlibat perang mengalami kerugian dan kerusakan dalam bidang perekonomian, industry, pertanian, pertambangan dan lain-lain. Hal ini menyebabkan keadaan ekonomi Eropa semakin bertambah suram, sehingga timbul paham-paham politik ekonomi diantaranya Komunisme (Rusia), Fasisme (Italia), Nazi (Jerman), Etatisme (Turki).
    Kehancuran ekonomi ini bukan hanya melanda negara-negara Eropa yang terlibat dalam Perang Dunia I, tetapi juga negara-negara yang berada diluar wilayah Eropa, terutama negara-negara produsen (Amerika Serikat, Kanada, Brasil) dan juga negara-negara jajahan bangsa Barat.
    Kehancuran akibat Perang Dunia I berpengaruh juga dalam bidang sosial dimasyarakat Eropa, sehingga menjadi masalah utama bagi setiap negara-negara Eropa pada saat itu. Adapun akibat kehancuran itu adalah masyarakat kehilangan tempat tinggal dan tempat kerja.


Sumber :
Wikipedia
Buku paket sejarah Erlangga kelas XII IPA
 

Blogger news

Blogroll

About